SERAYUNEWS – Langkah bersejarah terjadi dalam hubungan diplomatik Indonesia dan Arab Saudi. Untuk pertama kalinya, Kerajaan Arab Saudi memberikan izin resmi kepada Indonesia untuk memiliki lahan di Kota Makkah yang akan dijadikan Kampung Haji Indonesia.
Keputusan ini dianggap sebagai pencapaian besar yang memperkuat hubungan kedua negara, khususnya dalam bidang pelayanan jemaah haji.
“Alhamdulillah pemerintah Arab Saudi untuk pertama kali dalam sejarah setuju pembangunan kampung Indonesia di Kota Makkah. Jadi pemerintah Arab Saudi akhirnya saya datangi berapa kali, saya lobi terus mungkin beliau kasihan sama kita. Untuk pertama kali dalam sejarah diizinkan negara asing memiliki lahan, memiliki tanah di kota suci,” ujar Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Kabinet Paripurna, Senin, 20 Oktober 2025.
Kawasan Kampung Haji Indonesia diproyeksikan berada di wilayah Jabal Hindawiyah, Makkah, dengan luas lebih dari 80 hektare.
Lokasi tersebut dinilai sangat strategis karena dekat dengan fasilitas utama ibadah, termasuk jalur menuju Masjidil Haram.
Kampung Haji Indonesia dirancang sebagai kompleks terpadu yang akan memuat berbagai fasilitas penting, seperti akomodasi, pusat kesehatan, dapur umum, area manasik, dan kantor pelayanan haji serta umrah.
Pemerintah menargetkan kawasan ini menjadi pusat aktivitas jemaah haji Indonesia selama berada di Tanah Suci, sekaligus simbol pelayanan yang lebih mandiri dan efisien.
Wakil Menteri Haji dan Umrah Republik Indonesia, Dahnil Anzar Simanjuntak, meninjau langsung lokasi yang direncanakan menjadi pusat kampung tersebut.
Ia menyebutkan bahwa area tersebut terintegrasi dengan Masar Project, jaringan transportasi yang menghubungkan kereta cepat menuju Masjidil Haram.
“Jadi ini dalam proses negosiasi yang berada di area Masar Project, terintegrasi dengan kereta yang langsung menuju Masjidil Haram, serta jalur pedestrian sekitar dua kilometer dari Masjidil Haram,” ujar Dahnil dalam keterangannya.
Ia juga menambahkan bahwa proses bidding lahan masih berlangsung, namun peluang Indonesia untuk memenangkan tender cukup besar.
“Dari titik ini kita bisa melihat langsung Zamzam Tower dan area Masjidil Haram. Jika Indonesia menang dalam proses bidding, maka di sinilah akan berdiri Kampung Haji Indonesia dengan luas sekitar 80 hektare,” jelasnya.
Kawasan ini akan dibangun dengan menyesuaikan kebutuhan khas masyarakat Indonesia. Mulai dari gaya kuliner, layanan kesehatan, hingga fasilitas ibadah yang dirancang agar para jemaah merasa seperti di rumah sendiri.
Selain itu, pemerintah berencana menambahkan ruang interaksi budaya agar jemaah Indonesia dapat bersilaturahmi dan memperkuat kebersamaan selama menjalankan ibadah.
Keberadaan Kampung Haji Indonesia memiliki arti strategis dari berbagai sisi — pelayanan, ekonomi, dan diplomasi. Dari segi pelayanan, kawasan ini akan memperkuat efisiensi pengelolaan jemaah.
Pemerintah dapat mengatur logistik, konsumsi, dan layanan kesehatan dengan sistem yang lebih terkoordinasi.
Secara ekonomi, proyek ini membuka peluang kerja sama luas antara Indonesia dan Arab Saudi. Sektor katering, transportasi, tenaga medis, hingga logistik dapat diberdayakan dengan melibatkan pelaku usaha dari kedua negara.
Selain itu, pembangunan kampung ini memperkuat hubungan diplomatik yang selama ini telah terjalin erat.
Izin kepemilikan lahan di Makkah sendiri merupakan kebijakan yang sangat jarang diberikan kepada negara lain, sehingga menjadi bukti kepercayaan besar Arab Saudi terhadap Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.
Lebih dari sekadar proyek infrastruktur, Kampung Haji Indonesia merupakan simbol persahabatan dan penghargaan antara dua negara yang memiliki ikatan spiritual kuat.
Pemerintah Indonesia menilai izin ini sebagai bentuk pengakuan atas komitmen dan kedisiplinan jemaah Indonesia selama ini dalam pelaksanaan ibadah haji.
Pemerintah berencana menindaklanjuti proyek ini secara bertahap, mulai dari perencanaan desain, pembebasan lahan, hingga pembangunan fisik.
Dalam beberapa tahun mendatang, kawasan ini diharapkan bisa beroperasi penuh dan menjadi pusat aktivitas yang membawa nama baik Indonesia di Tanah Suci.
Dengan berdirinya Kampung Haji Indonesia, jemaah Tanah Air nantinya tidak perlu lagi bergantung sepenuhnya pada penyewaan hotel setiap musim haji.
Biaya yang biasanya dialokasikan untuk sewa akomodasi dapat dialihkan untuk pengelolaan fasilitas sendiri, sehingga pelayanan menjadi lebih mandiri, efisien, dan berkelanjutan.
Sebagai proyek monumental, Kampung Haji Indonesia bukan hanya memperkuat posisi Indonesia di mata dunia Islam, tetapi juga menjadi warisan diplomatik dan spiritual yang akan dikenang lintas generasi.