SERAYUNEWS – Perkembangan teknologi digital telah mengubah cara masyarakat bekerja, berkomunikasi, hingga mengakses layanan. Perubahan besar ini juga menuntut Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk beradaptasi.
Tuntutan agar ASN melek digital semakin relevan ketika masyarakat berharap pelayanan publik yang lebih cepat, ringkas, dan efisien.
Transformasi digital bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan yang mendesak agar birokrasi dapat menjawab harapan publik sekaligus tetap relevan di tengah era disrupsi.
Ketua Steering Committee Tim Transformasi Human Resources Development ASN, Mulyadi, menegaskan pentingnya peran ASN dalam menghadapi perubahan ini.
Ia menilai, penguasaan teknologi menjadi kunci agar ASN tidak tertinggal dari perkembangan zaman.
“ASN harus melek digital agar peran ASN lebih maju dan tidak ketinggalan di era disrupsi teknologi yang sangat maju ini,” tegas Mulyadi dalam wawancara eksklusif bersama Serayu News melalui pesan singkat, Senin (16/9).
Selain menguasai teknologi untuk pekerjaan sehari-hari, ASN juga dituntut untuk terus melengkapi diri dengan berbagai kompetensi.
Mulyadi mencontohkan, salah satu bentuk pengembangan diri adalah memperdalam pengetahuan tentang investasi.
“Bahwa dalam kelengkapan kompetensi diri, ASN contohnya dapat melengkapi keterampilan dengan pengetahuan investasi, melek pasar modal, atau saham, sehingga mengetahui pergerakan ekonomi makro,” jelasnya.
Menurutnya, tambahan wawasan ini akan membuat ASN lebih memahami dinamika besar di bidang ekonomi.
Hal itu pada akhirnya juga bisa memperkuat kapasitas ASN dalam menjalankan tugas negara secara lebih strategis.
Transformasi digital yang diharapkan tidak hanya sebatas pada pengembangan diri ASN, tetapi juga diarahkan pada penyederhanaan birokrasi.
Dengan pemanfaatan teknologi, proses administrasi bisa berlangsung lebih cepat dan memangkas tahapan yang tidak diperlukan.
Mulyadi menekankan bahwa tujuan akhir dari digitalisasi adalah memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
“Diharapkan dengan melek digital birokrasi akan semakin singkat dan memotong yang tidak perlu, sehingga dampaknya bagi masyarakat adalah akan terlayani dengan lebih cepat dan lebih baik,” ujarnya.
Program ASN Melek Digital ini dapat melibatkan kolaborasi berbagai pihak, termasuk PT Ethos Kreatif Indonesia.
Direktur Utama PT Ethos Kreatif Indonesia, Lucky Hatreztyo, menyampaikan pandangannya terkait pentingnya pemanfaatan teknologi bagi ASN.
“Secara umum terkait dengan penggunaan teknologi untuk membantu proses komunikasi dan kolaborasi dalam rangka pemenuhan tugas dan pelayanan yang menjadi tanggung jawab para ASN,” jelas Lucky.
Ia menambahkan, strategi digitalisasi yang saat ini sedang dikawal oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) menjadi langkah penting dalam meningkatkan kompetensi ASN.
“Penerapan strategi digitalisasi yang sedang dikawal oleh LAN untuk peningkatan kompetensi ASN akan sangat memberikan dampak yang luas, khususnya terkait kecepatan layanan dan keterbukaan informasi,” ujarnya.
Lebih jauh, Lucky menegaskan bahwa pihaknya siap memberikan dukungan penuh terhadap agenda ini.
“Kami dari Ethos Kreatif Indonesia sangat senang bisa mendukung program-program digitalisasi ASN, khususnya terkait kolaborasi dalam komunikasi digital secara umum, dan elaborasi digital ecosystem untuk instansi pemerintahan secara khusus,” ungkapnya.
Pesan yang disampaikan Mulyadi dan Lucky Hatreztyo menegaskan bahwa literasi digital bagi ASN merupakan hal yang tidak bisa ditawar.
Transformasi ini tidak hanya akan membawa ASN lebih maju secara individu, tetapi juga memperkuat peran birokrasi sebagai motor pelayanan publik.
Dengan bekal keterampilan digital dan dukungan ekosistem yang solid, ASN diharapkan mampu menjawab tantangan era disrupsi.
Perubahan yang dilakukan hari ini akan menentukan seberapa relevan birokrasi Indonesia dalam memberikan layanan di masa depan.***