
SERAYUNEWS – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Cilacap sejak Sabtu (8/11/2025) hingga Selasa (11/11/2025) malam memicu bencana banjir dan tanah longsor di berbagai titik.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Cilacap, tercatat 13 desa di enam kecamatan terendam banjir, sementara delapan desa di lima kecamatan lainnya terdampak longsor.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap, Budi Setyawan, menjelaskan bahwa curah hujan tinggi menyebabkan sejumlah sungai utama di wilayah barat dan utara Cilacap meluap.
“Debit air tidak mampu tertampung, beberapa tanggul juga mengalami kerusakan sehingga air masuk ke permukiman warga,” ujarnya, Rabu (12/11/2025).
Tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, Dinas Sosial, dan relawan langsung dikerahkan untuk mengevakuasi warga di titik rawan banjir, terutama di Kecamatan Wanareja dan Majenang.
Banjir meluas ke Desa Ujunggagak (Kec. Kampunglaut), Panulisan Barat (Dayeuhluhur), Mandala (Cimanggu), Bantarsari (Bantarsari), Padangjaya, Sidamulya, Adimulya, Bantar, Tarisi, Padangsari, Mulyasari, Mulyadadi, dan Pahonjean (Kec. Majenang dan Wanareja).
Sebanyak 1.201 rumah warga terendam dengan ketinggian air bervariasi. Selain itu, banjir juga mengenai satu masjid, satu balai desa, dan dua sekolah.
“Ada 41 KK atau 74 jiwa yang sudah kami evakuasi ke Madrasah Ma’arif Sidamulya,” tambah Budi.
Selain banjir, tanah longsor juga melanda kawasan perbukitan Cilacap bagian barat, antara lain Desa Panulisan Barat dan Bingkeng (Dayeuhluhur), Salebu (Majenang), Babakan, Ciporos, Surusunda, Pesahangan (Karangpucung), serta Mandala (Cimanggu).
Akibatnya, 11 rumah warga rusak dan satu balai dusun terdampak. Material longsor juga menutup sembilan ruas jalan desa hingga nasional. Kerugian material sementara ditaksir mencapai Rp235,5 juta.
“Kami sudah menurunkan alat berat dari BBWS Citanduy dan Dinas PUPR Cilacap untuk membuka akses jalan. Sebagian ruas kini sudah bisa dilalui,” jelas Budi.
BPBD Cilacap kini mengaktifkan Posko Siaga Bencana 24 jam dengan dukungan penuh dari berbagai instansi.
Operasi tanggap darurat melibatkan Basarnas, TNI, Polri, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, PMI, Forkopimcam, dan relawan lokal.
Peralatan yang dikerahkan meliputi perahu karet, perahu LCR, perlengkapan water rescue, alat berat, dan excavator.
Sementara bantuan darurat yang disalurkan mencakup logistik permakanan, family kit, bahan bangunan rumah (BBR), serta geobag untuk memperkuat tanggul sungai.
“Kami imbau warga yang masih bertahan di rumah agar siap mengungsi sewaktu-waktu jika debit air meningkat,” tegas Budi.
Untuk membantu warga terdampak, Puskesmas 2 Wanareja membuka layanan pengobatan gratis, sementara PMI Kabupaten Cilacap menyalurkan pakaian, perlengkapan bayi, dan air bersih.
Pemerintah Desa Sidamulya juga mendirikan dapur umum guna memenuhi kebutuhan konsumsi warga yang terdampak banjir.
BPBD mengingatkan masyarakat agar tetap waspada, mengingat potensi hujan deras masih tinggi di wilayah barat dan selatan Cilacap.
“Dengan topografi berupa perbukitan dan cekungan, Cilacap bagian barat memang sangat rentan terhadap bencana hidrometeorologi,” kata Budi.
Selain faktor cuaca ekstrem, kondisi tanah labil dan saluran irigasi yang kurang memadai memperparah genangan. BPBD mendorong langkah pencegahan berupa perbaikan drainase, pengerukan saluran air, dan reboisasi di kawasan rawan longsor.