“Saya pak yang tugas, saya mantaunya tiap hari lewat handphone. Jadi kita pantau pakai WA. Sering juga video call kalau ada pasien yang memiliki keluhan,” kata Eti Rahmiyanti, bidan sekaligus surveilans di Desa Krasak.
Eti mengatakan bahwa warga banyak yang memilih isolasi di rumah. Sehingga, pihaknya bekerja keras untuk memastikan protokol kesehatan diterapkan dengan benar.
“Kami awasi terus pak, kalau butuh obat kita berikan dengan cara dicantelkan di depan rumah. Untuk makanan juga tetangga-tetangga bantu,” ucapnya.
Tak hanya percaya begitu saja, Ganjar kemudian meminta Eti melakukan video call dengan salah satu pasien Covid-19. Eti pun mengeluarkan gawainya dan menelepon salah satu pasien bernama Tasdik. Ganjar pun ngobrol gayeng dengan Tasdik, termasuk mengorek informasi bagaimana surveilans bekerja.
“Bapak dipantaunya seperti apa? Apakah petugas kesehatan datang ke rumah atau bagaimana,” tanya Ganjar.
“Saya di WA tiap hari pak, ditanya kondisinya. Sering juga video call. Jadi kalau butuh apa-apa tinggal bilang. Misalnya butuh obat, nanti dikirimkan,” ucap Tasdik dalam telepon itu.
Mendengar jawaban itu, Ganjar langsung memberikan acungan jempol pada Eti. Ganjar mengatakan, bahwa Eti dan petugas surveilans lainnya di Desa Krasak benar-benar bekerja optimal.
“Ini contoh nakes dan surveilans dari Puskesmas yang bagus. Dia telepon terus warga yang isolasi dan lihat perkembangannya. Bahkan di video call tiap hari. Ini contoh bagus untuk menangani warga yang isolasi di rumah. Jadi pantau ketat, mulai dari kesehatan, suplai logistik dan lainnya,” kata Ganjar.
Ia pun meminta seluruh surveilans di seluruh Puskesmas Jateng dapat bekerja maksimal seperti itu. Jika ada warga yang positif dan isolasi di rumah, maka harus dipantau ketat.
“Yang penting mereka aman dulu di rumah dan pastikan bisa menjaga diri. Seperti ini tadi bisa ditiru. Ini cara pemantauan yang ketat karena mengoptimalisasikan peran Puskesmas. Tapi saya minta Pemkab Brebes tetap siapkan skenario jika terjadi peningkatan tinggi,” pungkasnya.