SERAYUNEWS- Sepanjang 2024, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Cilacap telah merenggut dua korban jiwa. Bahkan hingga Maret ini, jumlahnya mencapai 207 kasus.
Jumlah ini lebih tinggi dari tahun 2023 yang hanya 103 kasus dan 5 kematian. Untuk mencegah penyebarannya, masyarakat wajib gencarkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pola hidup bersih dan sehat.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Cilacap, dr. Pramesti Griana Dewi, menyerukan tindakan segera.
“Awalnya yang meninggal 3 orang, namun setelah audit kasus kesimpulannya berbeda. Kasus yang ketiga penyebab kematiannya bukan DBD, tetapi penyakit lain,” ujarnya, Kamis (28/3/2024).
Jumlah kasus terbanyak, ada di wilayah Kecamatan Nusawungu sebanyak 44 kasus. Kemudian Kecamatan Cilacap Selatan 31 kasus dan Kecamatan Cilacap Tengah 18 kasus.
Dengan pasien DBD yang dalam perawatan di rumah sakit sebanyak 26 orang, puskesmas 7 orang dan klinik 1 orang.
Menurutnya, tingginya kasus DBD di awal tahun 2024 ini, menjadi keprihatinan bersama. Oleh karena itu, Dia mengajak masyarakat untuk menggencarkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD dengan 3M Plus.
Selain itu juga meningkatkan G1R1J atau gerakan 1 rumah 1 jemantik, karena nyamuk penyebar DBD aktif pada siang hari.
Beberapa faktor pemungkin berkembangnya penyakit DBD, di antaranya adanya tempat penampungan air. Kemudian kepadatan dan mobilisasi penduduk, banyaknya pemukiman baru dan adanya vektor penyebar penyakit.
Adapun Pencegahan yang dapat masyarakat lakukan antara lain membunuh jentik/larva nyamuk, kemudian menggunakan obat anti larva nyamuk pada genangan air.
Selanjutnya melipat pakaian yang menggantung, upayakan ada cahaya atau sinar matahari yang masuk ke dalam rumah dan menimbun/menutup genangan air.
“Saya berharap masyarakat dapat meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat, sehingga terhindar dari DBD,” tandasnya.