SERAYUNEWS– Akibat guyuran hujan deras selama beberapa hari ini, genangan air meluapnya Sungai Brukah di Kalibening Banjarnegara makin meluas. Pada Selasa (6/2/2024) tampak genangan air menutup areal persawahan di sekitar sungai tersebut.
Blok sindu, merupakan areal persawahan yang masuk dalam administrasi Desa Bedana, Sirukun, Karanganyar, Gununglangit, Sidakangen dan Sikumpul.
Areal persawahan berada di tengah Kecamatan Kalibening ini, menjadi fenomena alam. Banjir tersebut, menciptakan pemandangan seperti danau.
Beberapa upaya sering di lakukan pemkab maupun masyarakat. Berkali-kali pula kelompok tani dan masyarakat, melakukan normalisasi sungai dengan cara pembersihan sampah. Namun tetap saja tidak bisa melawan alam.
Kades Bedana, Hardiyanto Setiyawan mengatakan, akibat meluapnya Sungai Brukah menyebabkan kurang lebih 80 hektar sawah di wilayah Desa Bedana terendam.
“Saat ini belum musim tanam, karena petani masih dalam faese penyiapan bibit dan penyiapan lahan tanam. Namun, karena terendam banjir menjadikan upaya petani mengolah sawah menjadi terhambat,” katanya.
Kepala Desa Sikumpul, Sigit Hidayata mengatakan, sawah yang masuk dalam wilayah Sikumpul terdapat kurang lebih 60 hektar terendam air.
“Sudah dua hari terendam dan hari ini, Selasa (6/2/2024) makin meluas,” katanya.
Meluapnya Sungai Brukah mengakibatkan petak pembibitan ikut terendam. Jika tidak segera surut, bibit padi akan rusak bahkan hanyut terbawa banjir.
Selain Bedan dan Sikumpul, luapan sungai juga merendam persawahan di Desa Sidakangen 20 hektar dan Gununglangit seluas 17 hektar.
Koordiator Balai Penyuluh Pertanian Kalibening, Heri Misanto melakukan pengecekan di lokasi banjir. Normalisasi Sungai Brukah, menjadi sesuatu yang harus segera di lakukan agar sungai mampu menampung curah hujan tinggi.
“Walaupun terendam, bibit padi masih aman asalkan tidak lebih dari 1 minggu. Selain itu, petani sudah sangat paham kejadian alam ini,” katanya.