Taj Yasin yang hadir beserta istri, Nawal Nur Arafah di Balaidesa Bantarbolang tersebut dalam rangka launching pelaksanaan Program Desa Sejahtera (Destara). Program dari Pemprov Jawa Tengah itu, salah satunya adalah memberikan pelatihan pengembangan UMKM.
Kepala Desa Bantarbolang, Dyah Anggraeni menuturkan bahwa hampir tiap rumah di desanya memiliki pohon rambutan. Sehingga buah tersebut sangat mudah untuk ditemui.
“Iya, hampir tiap halaman rumah warga ada satu pohon rambutan,” paparnya.
Dengan demikian, buah rambutan oleh warga diolah menjadi minumam sirup dan selai. Upaya warga tersebut disambut baik oleh Pemprov Jateng dengan memberikan pelatihan dan pendampingan dalam pengembangan produk tersebut.
“Iya, ini dibantu Pemprov, dikasih alat produksi dan pelatihan,” lanjutnya.
Untuk selama ini, buah rambutan diolah menjadi minuman sirul dan selai. Namun, ke depan akan dikembangkan lagi seperti stup semacam carica.
“Sementara sirup dan selai, tapi rencananya akan dibuat stup seperti carica. Sebenarnya sudah lama membuat seperti ini, tapi belum kelihatan. Nah, ini ada bantuan dari Pemprov semoga tambah berkembang,” lanjutnya.
Menariknya, pembuatan UMKM berbahan buah rambutan itu dilakukan oleh ibu-ibu Desa Bantarbolang dari latarbelakang ekonomi kurang mampu.
“Iya, ibu-ibu dari warga kurang mampu. Ada tiga kelompok, dengan tiap kelompok ada 10 orang. Jadi, total ada 30 orang,” terangnya.
Sa’diyah, warga Desa Bantarbolang mengatakan bahwa sebelumnya buah rambutan hanya dikonsumsi dalam bentuk buah. Namun, kini mulai dikembangkan menjadi bentuk lain seperti sirup dan selai.
“Iya, hanya dikonsumsi buah awalnya. Tapi ini ada pelatihan untuk dibuat sirup, ampasnya bisa dibuat selai,” ungkapnya.
Dengan adanya inovasi produksi tersebut, menurutnya akan mengangkat kesejahteraan masyarakat.
“Kalau buah rambutan satu kilogram harganya Rp 5000, tapi kalau bentuk sirup ya sekitar Rp 15.000 per 250 mililiter. Harapannya bisa memgangkat kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya.
Sementara, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen menuturkan bahwa Pemprov berkomitmen memberikan pelatihan dan pendampingan terhadap produksi UMKM tersebut.
“Iya ini kita latih, dan kita dampingi untuk perizinan agar bisa dipasarkan,” tuturnya.
Menurutnya, pengembangan UMKM berbahan baku lokal tersebut akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Dua kali panen (rambutan) dalam satu tahun. Dan ini bisa diolah dan dikemad sesuai kebutuhan seperti sirup dan juga bisa dibiki seperti nanas yang sudab dibuat oleh-oleh. Ini baru pemantik, nanti dikembangkan lagi,” tandasnya.