SERAYUNEWS– Setelah meresmikan tiga Jembatan Callendar Hamilton (CH) di Kabupaten Banyumas, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali meresmikan enam Jembatan CH di lintas utara Jawa. Jembatan-jembatan baru itu bakal menggantikan jembatan yang memiliki usia tua.
Menurut Kepala Negara, biaya yang digelontorkan dalam proyek pembangunan keenam Jembatan CH tersebut, mencapai sebanyak Rp292 miliar. Sementara mengenai total investasi dari adanya proyek pembangunan jembatan, yakni mencapai Rp705 miliar.
Presiden Jokowi kembali menegaskan, pembangunan jembatan-jembatan tersebut, karena kondisi jembatan sebelumnya telah melebihi usia layanannya. Kepala Negara sangat bersyukur dengan beroperasinya tiga Jembatan CH di lintas selatan, serta enam jembatan di lintas utara tersebut.
“Kita resmikan enam jembatan sebagai pengganti Jembatan Callendar Hamilton yang sudah lebih dari 40 tahun usia layanannya,” ungkap Presiden Jokowi saat peresmian di Jembatan Pemali, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah, dikutip dari laman Setkab, Kamis (4/1/2024).
Menurut Presiden RI Dua Periode itu, penggantian jembatan tersebut juga dikarenakan jembatan sebelumnya sudah tidak layak pakai. Selain itu, beban yang melintasi jembatan-jembatan tersebut juga makin bertambah sehingga perlu adanya penggantian.
“Perlu pengganti yang baru sehingga bebannya menjadi lebih baik dan mobilitas orang, mobilitas barang, mobilitas logistik itu bisa berjalan dengan cepat di atasnya,” terang Mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Mengenai enam jembatan yang Presiden Jokowi resmikan antara lain: Jembatan Pemali Brebes B dan Jembatan Pedes B yang masing-masing berada di Kabupaten Brebes, Jembatan Kalibanger A di Kota Semarang, Jembatan Wonokerto IIA di Kabupaten Demak, Jembatan Juana IA di Kabupaten Pati, dan Jembatan Pang I di Kabupaten Rembang.
Hadir mendampingi Presiden Jokowi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanyo, Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana, dan Pj Bupati Brebes Iwanuddin Iskandar.