Tetapi di lapangan masih banyak permasalahan-permasalahan, sehingga perlu identifikasi yang lebih spesifik. Seperti dalam menentukan target capaian yang hanya berdasarkan pada target capaian incremental (setiap tauhn naik sekian persen). Tetapi tidak berdasarkan pada potensi riil.
Termasuk adanya isu yang mendesak tetapi tidak masuk dalam program kegatan pembangunan tahun 2024. Sehingga masalah tersebut tidak terselesaikan, sebagai contoh pada Dispermades PPKB.
Secara umum, capaian tujuan dan sasaran memiliki status tingkatan sangat baik. Tetapi ada permasalahan penundaan pelantikan bagi 57 kades terpilih, dan harus menunggu pelantikan hingga dua tahun.
“Tentu saja adanya masalah ini menimbulkan ketidakpuasan di kalangan masyarakat dan kepala desa terpilih, meski masalah tersebut sudah terselesaikan,” ujarnya.
Untuk itu, perlu adanya dimensi kualitatif dari capaian dengan status tingkatan sangat baik atau 100 persen. Ini agar ada gambaran yang menyeluruh serta mencerminkan realita sesungguhnya di lapangan.
Menurutnya, dari LKPJ bupati tahun 2024, DPRD Kabupaten Banjarnegara memberkan delapan poin catatan atau rekomendasi atas LKPJ bupati tahun 2024.
Terutama terkait isu strategis di Kabupaten Banjarnegara yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Banjarnegara tahun 2025-2029.
Beberapa permasalahan dan isu-isu strategis di Kabupaten Banjarnegara yang tertuang dalam teknokratik RPJMD Kabupaten Banjarnegara tahun 2025-2029 adalah sebagai berikut:
Permasalahan Aspek Geografis dan Demografi
Menurunnya kualitas lingkungan hidup, terlihat dari penurunan indeks kualitas lingkungan hidup dari 63,36 pada tahun 2021 menjadi 61,52 pada tahun 2023.
Penurunan indeks kualitas air dari 52,86 di tahun 2022 menjadi 42,68 pada tahun 2023.
Kabupaten Banjarnegara termasuk daerah yang memiliki kerawanan bencana yang cukup tinggi, hal ini terlihat dari indeks risiko bencana 121,40.
Kabupaten Banjarnegara masih belum memaksimalkan tata kelola pemanfaatan ruang dengan baik, hal ini dapat dilihat dari persentase pemanfaatan ruang yang baru mencapai 71,01%.
Kesejahteraan Masyarakat
Persentase kemiskinan Kabupaten Banjarnegara termasuk yang tertinggi di Provinsi Jawa Tengah, yaitu 14,90%.
Persentase pengangguran terbuka Kabupaten Banjarnegara termasuk yang tertinggi di Provinsi Jawa Tengah, yaitu 6,26%.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Banjarnegara yang rendah yaitu pada tahun 2023 hanya sebesar 69,16.
Rata-rata Lama Sekolah pada tahun 2023 yang rendah capainnya hanya 6,86 tahun (kelas 1 SMP).
Harapan Lama Sekolah yang rendah capainnya hanya 11,82 tahun (Kelas 3 SMA).
Rendahnya Indeks Ketimpangan Gender tahun 2023 sebesar 0,236.
Daya Saing Daerah
Capaian indeks daya saing daerah Kabupaten Banjarnegara yang rendah baru mencapai 3,32.
PDRB per Kapita Kabupaten Banjarnegara yang rendah yaitu hanya sebesar 25,97 juta.
Rasio kewirausahaan Kabupaten Banjarnegara yang rendah hanya sebesar 5,55%.
Indeks infrastruktur Kabupaten Banjarnegara yang rendah baru mencapai 82,80%.
Pelayanan Umum
Implementasi reformasi birokrasi yang belum terlaksana dengan Baik
Pelayanan publik yang baik dimulai dari perencanaan pembangunan yang berkualitas
Pada aspek lainnya yaitu dari sisi pengawasan juga mengalami keterbatasan
Isu Kemiskinan dan Kualitas Sumber Daya Manusia
Kemiskinan di Kabupaten Banjarnegara masih tergolong tinggi, sebesar 14,90% pada tahun 2023, masih berada pada peringkat 30 kabupaten/kota se-Jawa Tengah.
Kualitas pembangunan manusia terlihat dari IPM Kabupaten Banjarnegara yang baru mencapai 69,16 pada tahun 2023
Isu Daya Saing dan Pemerataan Ekonomi Antar Wilayah
PDRB ADHB per Kapita Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2023 baru mencapai sebesar 25,97 juta rupiah
Degradasi Lingkungan Hidup, Perubahan Iklim dan Kerawanan Bencana
Menurunnya kualitas lingkungan hidup, terlihat dari penurunan indeks kualitas lingkungan hidup dari sebesar 63,36 pada tahun 2021 menjadi 61,52 pada tahun 2023.
Daya Saing Infastruktur Wilayah
Indeks infrastruktur di Kabupaten Banjarnegara baru mencapai 82,80%
Proporsi panjang jalan dalam kondisi baik di Kabupaten Banjarnegara baru mencapai 72,17% pada tahun 2023
Persentase jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air (minimal 1,5 m) baru mencapai sebesar 3,34%.
Persentase irigasi kabupaten dalam kondisi baik baru mencapai 76,07% pada tahun 2023.