Purwokerto, serayunews.com
Project Manager Baturajazz, Slamet Prayitno mengakui, animo acara tersebut sangat tinggi. Tidak hanya penikmat musik lokal, tapi juga banyak yang datang dari luar daerah.
“Kemarin sekitar 800 tiket terjual, reguler itu kami jual pre sale Rp 50 ribu on the spot Rp 75 ribu, kalau VIP pre sale Rp 100 ribu dan on the spot Rp 150 ribu saja. Tiket pre sale yang kita jual kemarin itu sampai 500 lebih,” katanya, Senin (13/6/2022).
Prayit mengaku, cukup puas dengan gelaran tersebut. Meski Baturajazz tahun ini, belum tersaji secara maksimal karena minimnya waktu persiapan.
“Penampilan talent lokal animonya cukup tinggi, artinya bobot etertaiment lokal orang biasa yang tahu musik jazz sudah luar biasa. Tahun depan kita rencanakan bakal undang artis nasional,” katanya.
Terkait harapan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas yang mengadakan Baturajazz setahun dua kali, Prayit menjelaskan, hal tersebut cukup sulit untuk terealisasi.
“Kita milih jazz juga karena memang maintancenya lebih enak, karena itu midle up. Kalau budaya, sendra tari dan sebagainya, itu tugasnya dinas,” kata dia.
Prayit mengaku, cukup sulit mengkolaborasikan kegiatan itu dengan Pemkab Banyumas. Sebab, ada ketidak cocokan pada regulasi di Pemkab Banyumas.
“Regulasi Banyumas yang belum seperti Dieng, Jogja, Bromo, percuma saja. Jadi kolaborasinya dalam hal perizinan, kembali ke marwah dinas sebagai fasilitator dan regulator adanya event apapun itu silakan berkembang dan kita tidak merepotkan dinas,” ujarnya.
Dari awal terbentuknya Baturajazz, merupakan wujud kemandirian pihak Karangtaruna dan Pokdarwis Kecamatan Baturraden. Hal itu awalnya bertujuan agar wisata malam di Batturaden, ada untuk wisatawan.
“Memang keinginan idealisnya teman-teman karangtaruna dan pokdarwis, kepengin nggone dewek diuripi, ada sajian di malam hari. Baturraden kan lokawisatanya bukane awan, wengi turise bingung arep nonton apa, itu salah satu saja,” kata dia.