Kroya, serayunews.com
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Umar Said mengatakan, bahwa untuk mempersiapkan relokasi pedagang Pasar Kroya, saat ini masih disusun rencana anggaran biaya (RAB) untuk mengetahui kebutuhan biaya membangun pasar daruratnya, dengan menempati Terminal Karangmangu Kroya tersebut.
“Kita sedang menunggu rencana anggaran biaya (RAB) relokasi pedagang Pasar Kroya yang akan ditempatkan di Terminal Karangmangu Kroya. RAB hari ini selesai, segera dilakukan pembuatan kios-kios di terminal,” ujar Umar Said, Kamis (13/01/2022).
Umar mengatakan, bahwa pihaknya sedang melakukan pembenahan dengan merelokasi sekitar 600 pedagang ke terminal, terutama pedagang kebutuhan bahan pokok masyarakat.
“Mudah-mudahan sebelum lebaran sudah pindah. Diperkiran muat karena ukurannya kecil karena pasar darurat, jadi semua harus memaklumi dan menyadari karena ini musibah yang menjadi keprihatinan kita bersama,” ujarnya.
Sebelum dilakukan relokasi, Pemerintah Kabupaten Cilacap memberikan toleransi dengan memperbolekan berdagang di area luar Pasar Kroya yang terbakar. Serta sejumlah pedagang juga banyak yang mendirikan lapak sementara di gang maupun jalan dan depan pertokoan.
“Sementara pemerintah memberikan kelonggaran untuk berdagang di pinggir-pinggir pasar yang kebakaran. Kita harus optimis dengan berfungsinya pasar di Karangmangu mendorong kecukupan pasokan kebutuhan pokok masyarakat, otomatis ekonomi akan tumbuh,” ujarnya.
Sedangkan terkait langkah penanganan pasar yang terbakar. Pemkab Cilacap masih menunggu koordinasi dengan pihak pengembang (investor). Sebab, Pasar Kroya dikelola oleh pengembang hingga tahun 2032.
“Kita belum mengarah kesana, kita akan panggil pengembang, karena Pasar Kroya dibangun oleh pengembang (investor), pada tahun 2032 pasar kroya akan diserahkan oleh pihak kedua (pengembang) kepada pemerintah daerah,” katanya.
Sementara itu, salah satu pedagang kebutuhan pokok Pasar Kroya Saraswati mengatakan, ia setuju direlokasi dan diharapakan bisa lebih dipercepat agar bisa berjualan normal seperti biasanya.
“Saya setuju direlokasi biar cepat selesai, jadi berdagang seperti biasanya, kalau kayak ini malah susah bingung, bongkar pasang barang badan capek,” ujarnya.
Ia mengaku akibat kebakaran itu 3 kios berisi kebutuhan bahan pokok ludes terbakar dengan kerugian hingga Rp 150 juta. Sebab saat terjadi kebakaran, stok barang sedang melimpah untuk persiapan Natal dan Tahun Baru. Sementara ini, ia memilih sewa lapak di depan pertokoan meski ada yang gratis didekat pasar terbakar.
“Kita ngontrak gudang untuk memasukkan barang, sehingga tambah biaya bulanan, gudang Rp 400 ribu dan lokasi lapak di depan toko Rp 3 juta perbulan, kalau yang di diarea pasar gratis, tapi lokasinya becek kalau hujan bingung mending seperti ini,” ujarnya.