SERAYUNEWS– Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas, bakal melakukan pembaharuan data jumlah penderes, atau pengrajin gula kelapa di Kabupaten Banyumas. Dimungkinkan, jumlah mereka mengalami penurunan, khususnya dampak pandemi Covid-19. Selain itu regenerasi juga terhambat.
Pejabat Fungsional Pembina Industri, Bidang Perindustrian Dinperindag Banyumas, Amin Saefudin mengungkapkan, jumlah pengrajin gula kelapa di Kabupaten Banyumas tercatat mencapai 26.580 orang. “Namun itu data sudah lama,” ungkapnya, Kamis (2/11/2023).
Menurut dia, data yang tercatat merupakan petani penderes yang sudah memiliki kartu penderes yang difasilitasi Pemerintah Kabupaten Banyumas. Akan tetapi, pihaknya mendapat banyak laporan di lapangan, akibat pandemi Covid-19, banyak penderes atau pengrajin gula kelapa di Banyumas beralih pekerjaan.
Meskipun demikian, pihaknya belum memiliki data pasti jumlah penderes aktif, pascapandemi Covid-19. “Kami menerima laporan di lapangan. Seperti dari para pelaku industri gula kelapa di daerah. Akibat pandemi Covid-19, banyak penderes alih profesi. Ada yang jadi tukang bangunan, berdagang dan lainnya,” jelasnya.
Disebutkan, saat ini memang regenerasi petani penderes memang kurang berjalan. Hal ini karena minat anak-anak muda untuk menekuni pekerjaan menjadi petani penderes sangat kurang. Karena, menjadi petani penderes harus memiliki keterampilan memanjat pohon kelapa dan memiliki risiko tinggi.
“Minat anak-anak muda untuk menjadi penderes sangat sedikit. Rata-rata yang menjadi penderes sekarang ini, orang-orang yang berusia lanjut. Padahal kebutuhan bahan baku untuk industri gula kelapa, sangat bergantung dengan adanya jumlah petani penderes,” beber dia.
Kondisi regenerasi penderes kurang berjalan, salah satunya dipengaruhi pada faktor keamanan. Hal ini, karena rata-rata pohon kelapa yang dimiliki petani sudah berusia puluhan tahun, dengan ketinggian yang sangat tinggi. Sehingga membutuhkan nyali dan skill untuk memanjat.