Banjarnegara, serayunews.com
Sesuai dengan regulasi Popda yang dikeluarkan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Banjarnegara yang merujuk pada aturan di atasnya, Popda kali ini berdasarkan tahun kelahiran, yakni kelahiran tahun 2008-2005 untuk cabang olahraga bela diri, sedangkan untuk cabor lain menyesuaikan.
Artinya dengan kondisi ini, sejumlah atlet muda yang masih mengenyam pendidikan di SLTP harus bersaing dengan siswa SMA. Meski begitu, tidak sedikit siswa SMP yang mampu mengalahkan para atlet pelajar SLTA.
Baca juga: [insert page=’gelar-apel-jam-pimpinan-tni-polri-ini-pesan-kapolres-banjarnegara’ display=’link’ inline]
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Banjarnegara, Teguh Handoko mengatakan, dengan sistem ini maka ada sisi positif dan negatifnya. Namun melihat dari persaingan saat ini, banyak atlet yang masih duduk di bangku SLTP mampu keluar sebagai juara.
“Ini membuktikan pembinaan atlet usia dini di Banjarnegara, khususnya di tingkat sekolah berjalan dengan baik dan kami juga berharap mereka terus meningkatkan kemampuan hingga mencapai prestasi puncak demi mengharumkan nama daerah dan bangsa,” ujarnya.
Menurutnya, dalam menghasilkan atlet yang berkualitas, maka dibutuhkan pembinaan yang berkesinambungan, sehingga progres atlet dapat terus berkembang. Hal ini sesuai dengan amanah sekretaris daerah Banjarnegara yang meminta sekolah juga ikut berperan dalam pembinaan olahraga usia dini.
“Pembinaan olagraga di tingkat pelajar, mempunyai peran penting sebagai upaya untuk menjaring calon-calon atlet muda berbakat yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi atlet yang berprestasi di tingkat provinsi dan nasional,” ujarnya.