SERAYUNEWS- Petani muda Desa Pengadegan Purbalingga bernama Suranto (38), berinovasi dalam pengolahan potensi tanaman jagung. Ketua Kelompok Pemuda Tani Mekar Kates itu, mengembangkan alat pemipil jagung mini.
“Jagung menjadi salah satu komoditas unggulan petani di Pengadegan. Dalam satu tahun, di Kecamatan Pengadegan produksi jagung mencapai 5,6 ton/hektare (ha) dengan luasan lahan mencapai 300 ha,” kata Suranto, di sela-sela sela-sela acara Sambang Tani, di Pendopo Sipanji Desa Tumanggal, Pengadegan, Senin (07/10/2024).
Dengan biaya produksi Rp 2,8 juta, alat pemipil jagung mini kreasi Suranto mampu memipil hingga 50 kilogram (kg) dalam satu jam.
“Alat ini efektif memangkas biaya produksi petani jagung saat musim panen, khususnya di proses pemipilan. Apalagi jika pemipilan menggunakan cara manual,”ujarnya
Suranto bercerita, sebelum membuat alat ini, ia dan rekannya melakukan observasi dan mencari referensi pembuatan alat dari tayangan di Youtube.
Setelah melalui tiga kali percobaan, mesin pemipil jagung mini ini pun baru layak pakai untuk membantu proses pemipilan jagung hasil panen.
Koordinator BPP Pengadegan, Sri Haryanti mengatakan, jagung merupakan komoditas nomor tiga yang kerap ditanam oleh petani di Pengadegan.
Setelah singkong dan kencur, hampir 11 ribu petani yang tergabung di 67 kelompok tani di Pengadegan menanam jagung.
“Kami memotivasi kepada para petani, untuk bisa mengembangkan atau menciptakan alat pemipil jagung ukuran mini yang ringan. Jadi efisien, mengantisipasi saat musim panen jagung tiba,” kata dia.
Luas lahan sawah di Kecamatan Pengadegan 23,2 ha, ahan kering seluas 2.580 ha. Lahan kering ini terdiri dari tegalan 1.227 ha, perkebunan 508 ha, hutan rakyat 841,7 ha.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Purbalingga, Mukodam memberikan apresiasi kepada tokoh pemuda tani yang berhasil melahirkan inovasi tersebut.
“Inovasi seperti ini yang kami inginkan dan perlu apresiasi, karena mempermudah masyarakat juga mengurangi ongkos panen bagi petani,” tuturnya.