SERAYUNEWS – Sejumlah civitas akademik di Indonesia mengkritisi sikap Presiden Joko Widodo, menjelang Pilpres 2024. Jokowi dinilai sudah menyimpang dari aturan dalam tahapan penyelenggaraan negara.
Sikap Jokowi yang sebagai Presiden banyak disayangkan, karena dirasa melenceng dari nilai-nilai moral, demokrasi, kerakyatan, serta keadilan sosial.
Menyikapi hal tersebut, Ketua DPR RI Puan Maharani enggan memberikan komentar banyak. Puan hanya menyampaikan, apa yang telah dilakukan Jokowi, biar publik yang menilai.
“Biar rakyat yang menilai, bagaimana seorang kepala negara harus memposisikan dirinya menjelang Pemilu,” kata Puan, ditemui usai acara senam Sicita, di lapangan Rempoah, Kecamatan Baturraden, Banyumas, Jumat (02/02/2024).
Bagaimana sikap dari Jokowi, menurut Puan, biarkan rakyat yang menilai sendiri. Apakah sikap Jokowi sebagai Presiden, sudah sesuai dengan yang diharapkan masyarakat atau belum.
“Silakan rakyat menilai, silakan rakyat yang menyuarakan apakah yang dilakukan presiden seperti yang diharapkan rakyat atau tidak,” ujar Ketua DPP PDI Perjuangan itu.
Diketahui, civitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM) menyampaikan petisi Bulaksumur di Balairung UGM, DIY, Rabu (31/1/2024).
Guru-guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, menilai pemerintahan salah satu alumnus kampus itu telah melakukan tindakan-tindakan menyimpang di tengah proses penyelenggaraan negara.
Selain UGM, Sivitas Academica Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta meminta Presiden Jokowi tetap menjadi teladan dalam praktik kenegarawanan.
Menurut pernyataan sikap yang ditandatangani Rektor UII Yogyakarta Prof Fathul Wahid itu, Presiden Jokowi hendaknya bersikap netral, adil, dan menjadi pemimpin bagi semua kelompok dan golongan.
Terbaru para guru besar Universitas Indonesia juga mengungkapkan pandangannya. Setidaknya ada empat poin yang disampaikan. Pertama mengutuk pengekangan kebebasan. Kedua, tak boleh ada intimidasi pada para pemilih dalam Pemilu 2024.
Ketiga, meminta semua ASN tak boleh dipaksa memilih calon tertentu. Keempat, UI menyerukan agar perguruan tinggi mengawal ketat pemilu.
Sebelumnya pengamat politik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Ahmad Sabiq berpendapat bahwa bersuaranya kampus belakangan ini adalah bukti bahwa kaum intelektual tidak membisu dengan situasi yang terjadi saat ini.