
SERAYUNEWS – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Banyumas terus memperkuat komitmennya dalam pembinaan warga binaan pemasyarakatan (WBP) melalui pendekatan spiritual dan moral.
Kamis (6/11/2025), Rutan Banyumas menggandeng Pondok Pesantren (PP) Tadzkirotul Ikhwan Sokaraja untuk menggelar program rehabilitasi sosial dan spiritual bagi puluhan warga binaan.
Kegiatan ini menjadi bagian dari pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan, yang menekankan pentingnya pembinaan kepribadian, moral, dan spiritual sebagai bekal reintegrasi sosial setelah warga binaan bebas nanti.
Kegiatan yang digelar di aula Rutan Banyumas ini menghadirkan pemateri dari PP Tadzkirotul Ikhwan, staf pembinaan kepribadian, dan perwakilan warga binaan.
Materi pembinaan meliputi ceramah keagamaan, pembacaan Al-Qur’an, diskusi nilai-nilai Islami, serta sesi konseling rohani yang berlangsung secara interaktif.
Menurut Kepala Rutan Kelas IIB Banyumas, Anggi Febiakto, kegiatan ini dirancang agar mampu menyentuh sisi batin dan kesadaran spiritual warga binaan.
“Melalui kegiatan ini, kami berupaya menghadirkan proses pembinaan yang menyentuh hati dan kesadaran spiritual warga binaan. Rehabilitasi ini adalah bukti bahwa pemasyarakatan bukan sekadar menjalani hukuman, tetapi juga tentang perubahan dan harapan,” ujar Anggi.
Pelaksanaan program rehabilitasi ini mendapat dukungan penuh dari jajaran pegawai Rutan Banyumas, khususnya staf pembinaan kepribadian.
Sinergi antara petugas pemasyarakatan dan pihak pesantren dinilai sebagai langkah nyata membangun sistem pembinaan berkelanjutan dan efektif, yang mengutamakan pendekatan keagamaan.
Program ini juga sejalan dengan 13 Program Akselerasi Kementerian Hukum dan HAM bidang Pemasyarakatan, khususnya dalam peningkatan kualitas pembinaan berbasis kepribadian dan spiritual.
“Kami tidak ingin warga binaan hanya menjalani masa pidana, tetapi juga mendapatkan pembelajaran hidup yang berharga agar kelak menjadi manusia yang lebih baik dan berguna bagi keluarga serta masyarakat,” tambah Anggi.
Sementara itu, Kasubsi Pelayanan Tahanan, Cakra Citra Sari, mengungkapkan bahwa kegiatan rehabilitasi spiritual membawa perubahan signifikan terhadap perilaku dan kondisi psikologis warga binaan.
“Banyak warga binaan yang kini lebih tenang, sopan, dan disiplin. Pendekatan spiritual membuat suasana di Rutan lebih harmonis dan kondusif,” katanya.
Dukungan juga datang dari Pengasuh PP Tadzkirotul Ikhwan, Muhammad Nuh, yang menjadi salah satu pemateri utama. Ia menegaskan bahwa pembinaan spiritual bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi proses membuka pintu hati warga binaan agar mau berubah.
“Kami hadir bukan sekadar memberikan ceramah, tetapi membuka pintu hati warga binaan agar mau berubah dan kembali ke jalan yang diridai Allah. Setiap manusia punya kesempatan kedua untuk memperbaiki diri,” ujarnya.
Ia menambahkan, antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan sangat tinggi. Banyak warga binaan yang ingin memperdalam ilmu agama dan bertekad memperbaiki diri, membuktikan bahwa pembinaan spiritual di dalam rutan sangat dibutuhkan.
Selain penguatan nilai keagamaan, kegiatan juga menekankan pembentukan karakter dan motivasi hidup positif.
Melalui interaksi dua arah antara pemateri dan warga binaan, muncul suasana yang akrab dan terbuka. Pendekatan ini membangun kepercayaan diri dan semangat perubahan di kalangan peserta.
Acara ditutup dengan doa bersama dan refleksi diri, diikuti penuh khidmat oleh seluruh peserta.
Ke depan, Rutan Banyumas berencana melanjutkan kerja sama dengan PP Tadzkirotul Ikhwan secara berkelanjutan, serta membuka peluang kolaborasi dengan lembaga keagamaan dan sosial lainnya.
Dengan program ini, Rutan Banyumas menegaskan perannya sebagai lembaga pemasyarakatan humanis dan berkeadilan, yang tidak hanya fokus pada pembinaan hukum, tetapi juga pemulihan mental dan spiritual warga binaan.