SERAYUNEWS – Pergantian kabinet kembali terjadi. Presiden Prabowo Subianto pada Rabu, 17 September 2025, resmi melantik sejumlah pejabat baru, termasuk Erick Thohir. Lantas, siapa menteri BUMN sekarang?
Sebagai infor,asi, Erick Thohir yang kini beralih jabatan dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).
Upacara pelantikan berlangsung di Istana Negara, Jakarta, dan diwarnai dengan pengambilan sumpah jabatan di hadapan Presiden.
Namun, ada satu pertanyaan besar yang muncul setelah pelantikan tersebut: siapa yang kini memimpin Kementerian BUMN?
Erick Thohir, sosok yang dikenal luas karena kiprahnya di dunia bisnis dan olahraga, kini menduduki kursi Menpora menggantikan Dito Ariotedjo. Pergantian ini merupakan bagian dari reshuffle kabinet jilid tiga.
Dalam prosesi pelantikan, Erick dan pejabat lainnya mengucapkan sumpah untuk setia pada UUD 1945 dan menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab. Erick sendiri bukan figur asing di dunia olahraga.
Selain pernah memimpin Asian Games 2018, ia kini menjabat sebagai Ketua Umum PSSI. Pengalaman ini dianggap selaras dengan tugas barunya sebagai Menpora.
Dengan beralihnya Erick ke Kementerian Pemuda dan Olahraga, posisi Menteri BUMN praktis kosong.
Presiden Prabowo belum mengumumkan siapa yang akan menggantikan Erick secara resmi.
Dalam keterangannya, Erick menyebutkan bahwa untuk sementara posisi itu akan diisi oleh pelaksana tugas (Plt).
Namun, siapa yang akan menjadi Plt belum disebutkan secara detail.
Biasanya, jika kursi menteri kosong, salah satu wakil menteri atau pejabat tinggi di kementerian tersebut akan ditunjuk sementara.
Saat ini, Kementerian BUMN memiliki tiga wakil menteri yang cukup berpengalaman.
Tak menutup kemungkinan, salah satu dari mereka akan dipercaya memegang kendali sementara.
Di tengah kekosongan kursi Menteri BUMN, berhembus pula isu bahwa kementerian ini akan dilebur atau bahkan dihapus.
Tugas-tugas yang selama ini diemban Kementerian BUMN disebut-sebut bakal dialihkan ke lembaga baru bernama Danantara.
Namun, wacana ini masih menuai perdebatan. Anggota DPR mengingatkan agar pemerintah tidak gegabah dalam mengambil keputusan.
Menurut mereka, penghapusan atau peleburan kementerian sebesar BUMN perlu kajian mendalam, mengingat kementerian ini memegang peran penting dalam mengelola perusahaan negara yang jumlahnya mencapai ratusan.
Ada beberapa alasan mengapa pengganti Erick di Kementerian BUMN belum diumumkan.
Pertama, reshuffle kabinet bukan hanya soal menunjuk figur, tetapi juga pertimbangan politik dan teknis yang cukup rumit.
Kedua, pemerintah tampaknya sedang berhitung dengan keberadaan wakil menteri yang bisa mengisi kekosongan untuk sementara waktu.
Selain itu, jika wacana peleburan BUMN ke Danantara benar-benar direalisasikan, maka pengumuman menteri definitif bisa saja menunggu keputusan lebih besar.
Hal inilah yang membuat publik masih bertanya-tanya, siapa sebenarnya yang akan menjadi Menteri BUMN berikutnya.***