SERAYUNEWS – Tepat pada, Kamis 19 Oktober 2023 lalu, Badan Geologi Kementerin Energi Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, meningkatkan status Gunung Slamet.
Aktivitas vulkanik Gunung Slamet, naik dari level I (Normal) menjadi level II (Waspada) tepat sebulan lalu.
Tidak seperti pada awal berstatus waspada, saat ini gemuruh sudah tidak lagi terdengar dari kawah gunung. Begitu juga dengan aktivitas lain, seperti gempa dan kepulan asap dari kawah.
“Berdasar pada hasil pengamatan, sampai sekarang masih berstatus Waspada,” kata Kepala Pelaksana BPBD Banyumas, Budi Nugroho, Senin (20/11/2023).
Secara visual, badan gunung terlihat jelas, kabut 0-I, hingga kabut 0-II. Asap kawah bertekanan lemah, teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 50 m di atas puncak kawah.
“Secara kegempaan, terjadi gempa tremor Menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 0.5-4 mm (dominan 1.5 mm),” katanya.
Dalam kondisi ini, masyarakat masih tidak boleh beraktivitas di radius 2 Km dari puncak. Maka dari itu, untuk jalur pendakian masih tertutup untuk umum.
“Iya, masih tutup. Karena status masih level II,” kata Pengelola Basecamp Gunung Slamet, Saiful Amri.