Purwokerto, serayunews.com
Alunan musik khas yang mengiringi pertunjukan barongsai berbaur dengan pasar yang menjual takjil dan makanan berbuka puasa. Hal itu menjadi simbol keberagaman dan toleransi yang lekat dengan UMP. Dua barongsai mulai meliuk–liuk mengikuti alunan musik, sesekali gerakan jenaka serta interaksi dengan penonton, mengundang riuh tepuk tangan. Hingga saat dari mulut barongsai mengeluarkan kertas berisi ucapan selamat menjalankan ibadah puasa.
Rektor UMP, Dr Jebul Suroso mengatakan, sebagaimana Ramadan tahun sebelumnya, tahun ini UMP juga memberikan kesempatan kepada ratusan pelaku UMKM untuk berjualan di dalam kampus. Namun, UMP juga menyajikan pertunjukan yang tak biasa.
Baca juga: [insert page=’universitas-muhammadiyah-purwokerto-jalin-kerjasama-dengan-kantor-imigrasi-cilacap’ display=’link’ inline]
“Pembukaan pasar Ramadan UMP diramaikan dengan pertunjukan barongsai dari siswa Puhua School serta ada juga dai cilik dari SD UMP yang akan tampil, yaitu Hamzah Abdussalam. Barongsai ini merupakan kolaborasi lintas budaya, serta lintas kepercayaan,” jelas Rektor.
Sekretaris Yayasan Putera Harapan, Kartika Widjaja menyampaikan, pihaknya merasa bangga mendapat kesempatan untuk turut berpartsipasi dalam pasar Ramadan UMP. Adanya barongsai dalam momen Ramadan, menunjukkan bahwa barongsai bukan hanya milik warga keturunan saja. Namun, merupakan seni pertunjukan yang bisa dinikmati semua orang, lintas agama, dan lintas suku.
“Pak Rektor UMP selalu mempunyai gagasan yang luar biasa dan kami berterima kasih dapat kesempatan tampil di awal bulan Ramadan ini. Inovasi UMP memang tak pernah henti,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan (Puhua) School, Chen Tao Laoshi menyampaikan, barongsai merupakan budaya tradisional yang bukan hanya khusus untuk perayaan imlek ataupun acara warga keturunan saja, tetapi sudah meluas. Kesempatan tampil di momentum Ramadan UMP, merupakan kesempatan untuk semakin mengenalkan barogsai ke masyarakat luas.
“Kita ingin menjadikan Puhua sebagai Indonesia mini, bukan hanya untuk agama ataupun suku tertentu saja, termasuk juga kesenian barongsai. Bahkan pelatih barongsai di Puhua School adalah warga muslim yang pernah belajar barongsai di Tiongkok,” terangnya.
Dalam pertunjukan di UMP, ada 4 pemain serta 10 siswa yang mengiringi musik. Salah satu pemain barongsai merupakan kaum muslim, yaitu Denis Ramadan. Barongsai menjadi salah satu kegiatan ektrakurikuler di Puhua School dan banyak siswa muslim yang mengikutinya.