SERAYUNEWS – Demam berdarah dengue atau DBD menjadi salah satu penyakit yang cukup rentan pada musim pancaroba. DBD merupakan salah satu masalah kesehatan serius di Indonesia.
Masalah kesehatan ini disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes Aegypti yang membawa virus dengue. Sebelumnya, Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengimbau anak-anak untuk memakai baju lengan panjang, losion, serta minyak telon untuk mencegah gigitan nyamuk Aedes aegypti.
“Bulan ini rawan DBD, jadi anak-anak keluar rumah pakai (pakaian) lengan panjang, losion, minyak telon, dan rumah tolong dijaga kebersihannya,” ungkap Heru pada Jumat (15/3/2024), seperti diberitakan Kompas.com.
Apakah benar mencegah gigitan nyamuk penyebab DBD cukup hanya memakai pakaian lengan panjang, mengoleskan losion dan minyak telon?
Associate Professor bidang Kesehatan Masyarakat dari Monash University Indonesia, Henry Surendra mengungkapkan memakai pakaian lengan panjang, losion, dan minyak telon dapat mencegah gigitan nyamuk secara umum.
Namun, langkah-langkah tersebut belum cukup untuk mencegah DBD pada anak maupun orang dewasa. Perlu diketahui, dalam Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan, pencegahan DBD yang terpenting adalah keterlibatan masyarakat dalam mengendalikan nyamuk.
Masyarakat dianjurkan terlibat aktif dalam upaya pencegahan DBD, yakni dengan memberantas nyamuk. Langkah-langkah yang dikampanyekan Kemenkes RI disebut 3M untuk pemberantasan sarang nyamuk.
3M itu meliputi:
Menguras tempat penampungan air
Menutup tempat-tempat penampungan air
Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.
Lebih lanjut, Henry menjelaskan upaya mencegah DBD lainnya adalah melakukan vaksinasi dengue. Menurutnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Persatuan Dokter Penyakit Dalam Indonesia sudah memasukkan vaksin dengue sebagai salah satu rekomendasi imunisasi anak pada tahun 2023.
Kemenkes RI juga masih melakukan kajian riset operasional untuk menilai apakah vaksinasi DBD bakal jadi program vaksinasi nasional dalam waktu dekat. Pasalnya, saat ini masyarakat harus mengeluarkan biaya mandiri untuk mendapatkan vaksin dengue.
Adapun salah satu merek vaksin dengue yang sudah mendapatkan izin edar dari BPOM di Indonesia adalah Qdenga. Efikasi vaksin tersebut untuk pencegahan DBD secara keseluruhan, yakni 80,2 persen.
Sedangkan efikasi untuk mencegah hospitalisasi akibat virus dengue mencapai 95,4 persen. Selain itu, aman digunakan untuk anak-anak hingga orang dewasa, yakni usia 6-45 tahun.
“Vaksin ini menunjukkan efikasi yang baik pada orang yang pernah terpapar virus dengue, maupun orang yang belum pernah terpapar virus dengue,” tutur Henry.
Faktanya dengan menggunakan pakaian lengan panjang, penggunaan losion anti nyamuk maupun minyak telon belum cukup mencegah DBD.
Masyarakat juga tetap aktif membersihkan tempat-tempat yang menjadi sarang nyaman, rajin bersih-bersih rumah, serta melakukan vaksinasi dengue.
***