SERAYUNEWS— Perusahaan otomotif Mahindra and Mahindra (M&M) ada di balik kembalinya motor Jawa. Selanjutnya, perusahaan otomotif kenamaan di India itu tidak mengakuisisi Jawa, melainkan hanya memboyong lisensi untuk menggunakan merek Jawa.
Pada 2024 ini motor Jawa Classic yang tadinya bermesin 293 cc, kini mendapat mesin lebih besar 334 cc dari Perak dan Jawa 42 Bobber, beserta pembaruan lainnya.
Model Jawa dan Jawa 42 memiliki gaya cruiser klasik, mengambil cikal dari model Jawa 350—motor buatan Jawa di tahun 70’an. Selain itu, keduanya memiliki mesin serupa berkapasitas 293 cc satu silinder, bertenaga 27 dk dan torsi puncak 28 Nm.
Sementara itu, Jawa tidak pelit menyertakan teknologi modern pada motor bergaya jaman dulu tersebut.
Jawa 42 dan Jawa memiliki konstruksi yang sama. Hanya saja, ada beberapa ornamen berbeda yang menjadi diferensiasi tampilan keduanya, seperti kover garpu depan, sepatbor depan, serta spion.
Bukan merek baru, Jawa sudah terjun di industri otomotif Ceko sejak 1929 silam. Nama Jawa bukan berasal dari nama pulau di Indonesia, melainkan dari nama pendirinya.
Jawa merupakan akronim dari Janecek dan Wanderer. Frantisek Janecek menggabungkan namanya dengan produsen mesin pertamanya, yakni Wanderer.
Kemudian, proyek pertama Janecek ialah menuntaskan pengembangan motor Wanderer 500. Buah tangan Janecek itu kemudian bernama Jawa 500 OHV.
Nahas, pada 1996 Jawa akhirnya tutup usia, hingga perusahaan otomotif raksasa asal India, Mahindra, membangkitkannya kembali.
Pada 2016, Mahindra melalui anak perusahaannya, Classic Legends Private Limited (CLPL), menandatangani kontrak linsensi merek Jawa yang memungkinkannya memproduksi motor dengan merek Jawa.*** (O Gozali)