Banjarnegara, serayunews.com
Berdasarkan data yang ada di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banjarnegara, Stadion Soemitro Kolopaking yang berkapasitas 7.000 penonton ini dibangun secara bertahap.
Pembangunan stadion dimulai sejak tahun 2003 hingga 2009, dengan menelan anggaran Rp 15 miliar. Pembangunan kemudian dilanjutkan dengan menghabiskan anggaran Rp 7,970 miliar, untuk melengkapi dan menyempurnakan beberapa bagian bangunan. Tak cukup sampai di situ, pembangunan kembali dilanjutkan untuk pembangunan atap tribun utama, pembangunan jalan akses ke GOR dan normalisasi ukuran lapangan sepak bola dengan menghabiskan anggaran Rp 1,5 miliar.
Stadion kebanggaan masyarakat Banjarnegara ini, diresmikan oleh Wakil Bupati Banjarnegara saat itu, Soehardjo, pada 29 Desember 2010. Peresmian tersebut, ditandai dengan pemotongan tumpeng dari wakil bupati saat itu kepada Yuwono Kolopaking yang merupakan putra dari Soemitro Kolopaking.
Wakil Bupati Banjarnegara periode 2006-2011 Soehardjo mengatakan, Soemitro Kolopaking ini diambil dari nama Bupati Banjarnegara ke lima. Pemberian nama stadion dengan mana Sumitro Kolopaking ini mengandung maksud, untuk mengenang perjuangan mantan bupati yang telah banyak mengorbankan tenaga dan pikirannya untuk Banjarnegara.
Nama tersebut, juga untuk lebih mengenalkan sosok mantan bupati Banjarnegara kepada masyarakat dan pelajar akan perjuangannya. Menumbuhkan semangat patriotisme dan tak kenal menyerah pada pemuda, sebagaimana yang pernah diperjuangkannya dahulu.
“Saat itu, dengan nama tersebut kami sangat berharap keberadaan Stadion mampu dimanfaatkan dengan baik dalam membina atlet daerah sehingga bisa mengharumkan nama Banjarnegara,” katanya.
Pemberian nama Stadion Soemitro Kolopaking, juga mendapatkan apresiasi dari keluarga Soemitro Kolopaking. Bahkan saat itu, putra dari mantan Bupati Banjarnegara ke lima Yuwono Kolopaking mengapresiasi pemberian nama stadion tersebut.
Dia berharap, sejumlah atlet asal Banjarnegara yang punya nama besar di level nasional dan dunia, bisa dicarikan generasi penerusnya.
Banjarnegara memiliki potensi dan bakat yang luar biasa, khususnya dalam bidang olahraga. Adanya sarana olahraga, saat itu diharapkan mampu membina atlet muda lebih baik lagi, sehingga bisa terus berkembang dan ikut mengharumkan nama bangsa.
Soemitro Kolopaking, memimpin Banjarnegara pada tahun 1927-1945. Kisah sang bupati ini memang banyak mengukir sejarah Banjarnegara. Pada masanya, Banjarnegara juga menjadi tuan rumah kegiatan berskala nasional, termasuk Kongres Syarikat Islam tahun 1943.
Ketokohan lain dari Bupati Soemitro Kolopaking, sendiri berhasil mendamaikan perselisihan antar umat beragama di Banjarnegara kala itu. Namun semua bisa kembali berdamai, di bawah kepemimpinan Bupati Soemitro Kolopaking.
Dari perjuangan dan kegigihan serta ketokohan inilah, Stadion Banjarnegara diberi nama Soemitro Kolopaking, harapannya, dengan nama ini rakyat Banjarnegara bisa menjaga kesatuan dan persatuan serta berjuang bersama meraih prestasi demi Banjarnegara.