SERAYUNEWS— Organisasi Pendidikan, Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNESCO) baru saja mengeluarkan aturan terbaru. Mereka kini mengakui Hari Raya Idulfitri dan Iduladha sebagai hari besar keagamaan.
UNESCO menyatakan jika pengangkatan Hari Raya Idulfitri dan Iduladha sebagai hari besar keagamaan sejalan dengan program mereka untuk promosikan perdamaian global.
“Pengakuan dan perayaan Idulfitri dan Iduladha selaras dengan tujuan umum UNESCO untuk mempromosikan perdamaian global, toleransi, saling pengertian, dan pembangunan berkelanjutan,” melansir dari dokumen UNESCO Minggu 31 Maret 2024.
Penetapan ini terjadi atas usulan Indonesia dan 24 negara lainnya pada Sidang ke-219 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris, Kamis (26/3).
Negara-negara yang mendukung pengakuan ini antara lain Aljazair, Bangladesh, Kolombia, Pantai Gading, Djibouti, Mesir, Indonesia, Yordania. Selain itu, ada Kuwait, Lebanon, Libya, Malaysia, Mali, Mauritania, Maroko, Oman, Filipina, Qatar, Rusia, Arab Saudi, Palestina, Sudan, Arab Saudi, Tunisia, dan Yaman.
“Alhamdulillah, atas usulan Indonesia, dan dukungan lebih dari 30 negara, UNESCO telah mengakui Hari Raya Idulfitri dan Hari Raya Iduladha sebagai Hari Besar keagamaan,” demikian tulis akun Kedubes Indonesia di Paris @indonesiainparis, redaksi mengutip Minggu (31/3/2024).
Kedubes mengatakan salah satu poin keputusan ini. Poinnya adalah meminta UNESCO untuk memastikan pada kedua hari tersebut, tidak ada pertemuan resmi di Markas Besar UNESCO.
Dengan mengakui Idulfitri dan Iduladha, UNESCO memberikan penghormatan kepada warisan dan tradisi budaya Islam yang kaya. Mereka juga menegaskan kembali komitmennya untuk mempromosikan dialog, toleransi, dan inklusivitas di antara orang-orang dari berbagai agama dan budaya.
Mengutip laman Kemlu RI, Indonesia telah menjadi anggota UNESCO sejak 1950. Pada 2023, kemudian Indonesia terpilih sebagai anggota Dewan Eksekutif UNESCO periode 2023-2027.
Dengan posisi saat ini, artinya Indonesia bisa berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan strategis terkait program UNESCO. Selain itu, Dewan Eksekutif juga punya peran dalam mengawasi berjalannya program UNESCO.*** (O Gozali)