SERAYUNEWS—- Perayaan Lebaran 2024 versi pemerintah kemungkinan bakal jatuh pada 10 April 2024. Akan tetapi, Jemaah Aolia Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah melaksanakan Salat Idulfitri 2024 pada Jumat (5/4/2024).
Jemaah ini mempunyai kalender penanggalan yang berbeda dengan umat Islam lainnya. Sebelumnya, jamaah ini lebih dahulu melakukan puasa Ramadan. Mereka melaksanakan salat tarawih pertama pada Rabu malam, 6 Maret 2024 dan mulai puasa Ramadan pertama pada Kamis, 7 Maret 2024.
Penggagas Jemaah Aolia adalah Kiai Haji R. Ibnu Hajar Sholeh Prenolo atau Mbah Benu. Komunitas ini mendiami wilayah Padukuhan Panggang, Gunung Kidul, Yogyakarta.
Suwito NS dalam Jurnal Kebudayaan Islam Vol. 9, No. 2 (2011), menjelaskan bahwa Jamaah Aolia berdiri pada tahun 1972 di Desa Giriharjo Panggang, Gunung Kidul.
Berdasarkan Al-Jāmi‘ah: Journal of Islamic Studies Vol. 57, no. 2 (2019), Jemaah Aolia menganut ajaran sufisme. Mereka menunjukkan perhatian terhadap masalah lingkungan dan kemanusiaan.
Sebagai pendiri, Mbah Benu mengajarkan nilai-nilai agama Islam kepada masyarakatnya sambil terlibat secara langsung dalam kehidupan sehari-hari.
Mbah Benu sendiri belajar agama di Pesantren Mbulus yang terletak di daerah Maron Purworejo.Di pesantren tersebut, dia belajar dari beberapa ulama, termasuk Gus Jogo Rekso dari Muntilan, Syech Jumadil Kubro yang dimakamkan di Gunung Turgi, dan Sunan Pandanaran dari Klaten.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis mengatakan memang kelompok Aolia selalu berbeda. Jika mengacu pada ajaran Islam, apa yang jamaah Aolia lakukan tidaklah sesuai syariat.
“Kalau mengacu pada acuan ajaran Islam seperti perintah puasa karena melihat bulan dan Lebaran karena melihat bulan, maka pasti yang Lebaran hari ini (duluan) tidak sesuai syariat Islam,” jelas Kiai Cholil (6/4/2024).
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) menyampaikan hal senada. Dia berharap semua umat Islam beribadah sesuai ajaran agama Islam yang benar dan menggunakan ilmu serta akal sehatnya.
“Kepada saudara kita Masyarakat Muslim Panggang, Gunung Kidul, diimbau untuk mengambil tuntunan agama Islam dari para ulama yang benar dan dapat menjelaskan dan dapat mempertanggungjawabkan ajarannya sesuai metode nalar syari’at Islam yang sah dan telah diterima oleh masyarakat dunia Islam secara luas,” kata Gus Fahrur dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (6/4/2024).
Kemenag RI juga memberi tanggapan melalui juru bicaranya Anna Hasbie. Menurutnya penentuan hari Lebaran hanya melalui dua metode, yakni hisab dan rukyat.
“Hanya ada dua metode yang dikenal dan diakui oleh Pemerintah Indonesia dalam menentukan 1 Ramadan, 1 Syawal dan 1 Dzulhijjah yaitu metode hisab dan rukyat,” kata Anna kepada Bisnis, Sabtu (6/4/2024).
Tanggapan Kemenag ini merespon viralnya potongan video Mbah Benu yang menjelaskan penetapan Idulfitri.
Mbah Benu menjelaskan saat bertanya kepada Allah mengenai kapan tepatnya 1 Syawal. Lalu, dia mengaku mendapatkan jawaban bahwa Idulfitri dilaksanakan pada Jumat 5 April 2024.*** (O Gozali)