
SERAYUNEWS – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Banyumas Ibnu Asaddudin, menyampaikan bahwa Kementerian Agama kembali menggulirkan program Kemandirian Pesantren.
Dia mengingatkan, bahwa Kemandirian Pesantren menjadi salah satu program prioritas Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
“Program ini juga akan diarahkan pada pembentukan pesantren sebagai Community Economy Hub,” katanya, Jumat (14/11/2025).
Program ini bertujuan mewujudkan pesantren yang Digdaya, dengan menciptakan pesantren yang mandiri secara ekonomi dalam menjalankan fungsi utamanya sebagai lembaga pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat.
“Jadi siap dipanggil negara kapan saja, siap menjadi apa saja dan tidak meninggalkan jati diri pesantren,” ujarnya.
Menurut Ibnu, pesantren kerap kali menjadi institusi yang terseret-seret oleh kepentingan yang tidak ada signifikansikansinya dengan fungsi pesantren.
“Hal tersebut dimungkinkan karena pesantren tidak memiliki kekuatan yang mandiri dalam ruang ekonomi,” ujarnya.
Maka dari itu, lanjut Ibnu, Menteri Agama sejak awal telah menyampaikan cita-cita agar pesantren tetap dalam eksistensinya sebagai sebuah lembaga pendidikan, dakwah dan pemberdayaan masyarakat.
“Maka salah satu persyaratannya adalah kemandirian pesantren,” katanya.
Strategi Kankemenag dalam mengembangkan UMKM pesantren agar mampu bersaing di pasar lokal maupun nasional dilakukan pemberdayaan ekonomi pesantren melalui dukungan modal dan teknologi, pengembangan program-program seperti Expo Kemandirian Pesantren dan program bantuan seperti Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan Makan Bergizi Gratis (MBG), serta program nasional lainnya seperti Pesantren Ramah Anak.
Tujuan utama dari program ini adalah untuk menjadikan pesantren tidak hanya sebagai lembaga pendidikan agama, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas.
Berdasarkan data di Kemenag, Di Banyumas ada 244 Pesantren yang aktif di EMIS 199, Ustadz/ah 1.700 dan 29.261 santri sejumlah potensi yang luar biasa tidak boleh tidak dikelola.
Program pengembangan ekonomi kreatif pesantren saat ini difokuskan, di beberapa Ponpes bekerjasama dengan Pemkab, Bank Indonesia, Baznas, salah satunya Popes Ibnu Jamil Kauman Sokaraja.
“Salah satu indikator keberhasilan yang ingin dicapai adalah Ponpes mampu mandiri kuat Pendidikan Agama,dan Latihan wirausaha,” kata dia.
Harapannya peran santri dan masyarakat bukan hanya jadi kyai dan ahli ilmu agama tapi juga jadi pengusaha sehingga mampu menjaga keberlanjutan ekonomi kreatif agar pesantren menjadi mandiri secara ekonomi ke depannya.