SERAYUNEWS – Mengenal sosok pahlawan asal Cilacap yang berjasa untuk Indonesia, dialah Sukarjo Wiryopranoto. Simak profil dan kiprahnya untuk Indonesia.
Tidak banyak yang tahu tentang sosok Sukarjo Wiryopranoto. Ada pahlawan nasional yang lahir di Cilacap, tepatnya di Kesugihan. Ia lahir pada 5 Juni 1903.
Sukarjo menempuh pendidikan di Europeesche Lagere School (ELS) atau Sekolah Dasar zaman Hindia Belanda. Kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Hukum atu Rechts School di Jakarta.
Lima tahun kemudian, setelah lulus sekolah itu bekerja menjadi pegawai negeri. Mulanya bekerja di Pengadilan Negeri Purwokerto.
Kemudian pada tahun 1926, dipindahkan ke Magelang. Saat itu hanya bekerja selama 40 hari saja. Sukarjo merasa tidak diperlakukan dengan adil oleh atasannya. Lagi-lagi, Sukarjo dipindah dan bekerja di Lumajang.
Ia menjadi orang yang paling berani saat terjadinya pemberontakan PKI 1926/1927. Hal itu terjadi saat bertugas di Lumajang.
Pada saat mulai terjadi pemberontakan, putra dari dr. Muhammad bersama dengan seorang pria bernama Sunaryo turut ditangkap dan dibuang ke Digul karena dianggap terlibat pemberontakan PKI.
Orang-orang pun tak berani mendatang rumah dr. Muhammad. Ia berani mendatangi rumah dr Muhammad, bersama sang istri, Umaryani.
Kala itu, bisa dikatakan bahwa sikap Sukarjo cukup membahayakan diri tetapi bijaksana.
Beliau merupakan pemuda yang aktif dalam berbagai organisasi, termasuk Budi Utomo. Ia dipercaya sebagai Ketua Cabang Malang.
Lebih lanjut Sukarjo mulai tertarik pada pergerakan nasional. Ia pun menjadi anggota dari Jong Jawa. Pada tahun 1937, Sukarjo diangkat menjadi anggota Volksraad sebagai wakil Budi Utomo.
Kemudian tergabung menjadi anggota Fraksi Nasional di bawah pimpinan M.H. Thamrin bersama Soeroso dan Otto Iskandardinata. Sukarjo membela nasib pegawai rendah di dalam Volksraad.
Ia juga mengusulkan adanya pengangkatan anggota-anggota Gemeenteraad (walikota) bagi orang Indonesia disamakan dengan orang Belanda.
Sukarjo Wiryopranoto akhirnya menjabat sebagai Walikota Madiun juga pada tahun 1937. Rupanya, posisi Sukarjo menimbulkan kegoncangan di kalangan bangsa Balanda. Kemudian, posisinya digantikan Susanto Tirtoprojo.
Kiprahnya di dunia politik tidak berhenti sampai di situ. Sukarjo Wiryopranoto diangkat menjadi anggota BPUPKI atau Dokuritsu Junbo Cosakai.
Sukarjo diberi jabatan sebagai ketua muda Jawa Shinbun Kai, yaitu gabungan atau perserikatan surat kabar di Jawa pada tahun 1943. Sesudah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Sukarjo diangkat menjadi jurubicara Negara dalam Kabinet Syahrir.
Setelah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Sukarjo diangkat menjadi Duta Besar RI di Vatikan.
Kemdian diangkat menjadi Wakil Tetap RI di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Selama menjabat di PBB, ia pun terus memperjuangkan kembalinya Irian Barat ke pangkuan RI.
Ia meninggal dunia di New York, Amerika Serikat pada 23 Oktober 1962 dalam usianya yang ke 59 tahun. Jenazahnya dibawa kembali ke Indonesia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Pada 29 Oktober 1962, berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 342 Tahun 1962, Sukarjo dianugerahi gelar Tokoh Nasional atau Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
***