SERAYUNEWS— Sejak Sabtu, 16 Maret 2024 malam spanduk penolakan Jokowi bertebaran di beberapa lokasi strategis. Selain spanduk, sejumlah Warga Yogyakarta juga menggelar aksi Gerakan Rakyat Indonesia Berdaulat di Titik 0 Kilometer Yogyakarta, Selasa, 19 Maret 2024.
Koordinator aksi tersebut, Muhammad Suhud menyampaikan, kekacauan di negara ini ujung pangkalnya adalah Jokowi. Ia telah merusak tatanan bernegara. Menurutnya eksekutif, legislatif, dan yudikatif sudah berada di ketiak Jokowi. Ia menegaskan, Jokowi harus kita gulingkan dan seret ke pengadilan.
“Atas dasar ini kami menolak kedatangan Jokowi ke sini. Kami tidak tahu yang akan lakukan seandainya Jokowi datang ke Jogja, termasuk berlebaran. Ya, dia manfaatkan itu, Solo tuan rumah sudah diubrak-abrik warga sana, kalau ke sini kita tidak bisa ubrak-abrik karena dia pendatang,” kata Suhud.
Dalam aksi ini, mereka membentangkan spanduk, antara lain bertuliskan Jogja Tidak Pantas Untuk Pelaku Pemilu Curang, Yogyakarta Kota Budaya dan Pendidikan Kepada Jokowi Jangan Ajarkan Kami Kecurangan, Rakyat Jogja Tolak Jokowi, dan Rakyat Jogja Menolak Jokowi Berlebaran di Jogja.
Jokowi sendiri memang kerap merayakan Lebaran di Yogyakarta. Terkadang, Jokowi juga membawa keluarganya ke Gedung Agung atau Istana Kepresidenan.
Sebenarnya spanduk menolak kedatangan Jokowi setelah Pilpres juga terjadi di Palembang. Penolakan Jokowi masuk ke Palembang lantaran dia mendapat tudingan sebagai perusak demokrasi di Indonesia.
Spanduk menolak kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terpampang di pagar Gedung DPRD Sumsel yang berada di Jalan POM IX Palembang, Jumat (1/3/2024). Sementara itu, pembentangan spanduk mengatasnamakan Rakyat, Mahasiswa dan Aktivis Bersatu.
Spanduk yang bertuliskan Tumbangkan Rezim itu memuat empat tuntutan. Tuntutan itu di antaranya, turunkan harga sembako, dukung hak angket, makzulkan Presiden Jokowi, tolak kedatangan Presiden Jokowi di Bumi Sriwijaya. Pak De telah gagal.*** (O Gozali)